Suasana haru menyelimuti kantor RW 27, Ahad (21/9/2025) saat para mahasiswa kelompok 22 GISMA (Gerakan Ikip Siliwangi Mengabdi) berumlah 20 orang resmi pamit setelah tiga bulan melaksanakan pengabdian di RW 27 Puri Cipageran. Yang merupakan salah satu RW percontohan Kampung Cendekia, yang diinisiasi ICMI orda Cimahi bekerjasama dengan Pemkot Cimahi, Lldikti Wilayah 4, MUI dan BNN Cimahi dalam platform kampung cendekia.
Ketua RW 27, Yana Heryana, menyampaikan apresiasi yang tinggi atas dedikasi para mahasiswa yang dinilai telah membawa dampak positif. “Banyak program yang mereka laksanakan memberi semangat baru bagi warga, mulai dari Magrib Mengaji, gerakan peduli lingkungan dan sampah, Pojok Literasi, hingga kegiatan Posyandu. Semua ini meninggalkan kesan baik dan manfaat nyata, ujar Yana.
Kegiatan Magrib Mengaji berhasil menghidupkan kembali tradisi belajar Al-Qur’an anak-anak di masjid, sehingga suasana sore hingga malam menjadi lebih religius. Gerakan peduli lingkungan dan mengolah sampah juga mendapat perhatian besar, karena mahasiswa tidak hanya mengajak warga menjaga kebersihan, tetapi juga mengenalkan cara sederhana memilah sampah. Sementara itu, Pojok baca adalah ihtiar menyalakan literasi yang diinisiasi oleh para mahasiswa.
Tak kalah penting, mahasiswa turut serta dalam kegiatan Posyandu, membantu kader kesehatan menimbang balita dan memberikan edukasi dasar kepada ibu-ibu. Semua inisiatif ini, meski sederhana, dirasakan langsung manfaatnya oleh warga.
Program yang berlangsung selama tiga bulan juga mendapat dukungan penuh dari ibu ibu PKK.

Dukungan nyata ICMI orda Cimahi terhadap program GISMA (Gerakan IKIP Siliwangi Mengabdi) adalah mengajak keterlibatan aktif para cendekia yang ada di tingkat RW. Para cendekia ini diharapkan menjadi mitra strategis mahasiswa dalam mendampingi masyarakat, mengedukasi perubahan perilaku, serta memastikan keberlanjutan program.
Dalam semangat ini, ICMI Orda Cimahi berupaya menghidupkan kembali pesan luhur dari Buya Hamka ”Cendekia adalah orang yang berpikir bukan hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga berfikir untuk kemaslahatan masyarakat.” prinsip inilah yang menjadi landasan gerakan kolaboratif akademisi, pemerintah dan komunitas. Dan cendekia sesungguhnya ada di semua unsur bangsa, tidak hanya di kampus. Kekuatan besar yang belum dimanfaatkan secara optimal.

ICMI orda Cimahi mengadvokasi kebijakan open government dan networking policy, terutama dari unsur pemerintah dan lainnya, agar tata Kelola program dan pembangunan lebih terbuka, partisipatif, dan kolaboratif. Dengan pendekatan ini, setiap program yang dijalankan tidak hanya sekadar menjadi sekedar “proyek” yang minim keterlibatan unsur strategis bangsa yang lainnya .
Dalam kerangka tersebut, Kampung Cendekia dapat dikembangkan bersama menjadi laboratorium sosial kolaboratif agar kedepan nilai tambah sinergi antar unsur bangsa benar-benar bisa diwujudkan secara nyata dan berkelanjutan, program yang dijalankan tidak ego sektoral. Kolaborasi sumber daya, program dan komitmen akan menghadirkan inovasi, pemberdayaan, dan perubahan sosial yang terstruktur, sistimatis dan berdampak masiv.
GISMA merupakan salah satu rintisan strategis implementasi program kolaborasi Kampung Cendekia, wujud nyata keberperanan unsur akademisi IKIP Siliwangi yang dikoordinasikan oleh LLDIKTI Wilayah IV dengan menerjunkan sekitar 875 mahasiswa. Kehadiran mahasiswa telah menghadirkan energi baru dalam memperkuat literasi, pengabdian, serta pengembangan kapasitas sosial masyarakat.

Ke depan, penguatan sinergi sangat diperlukan, terutama dari ICMI Orda Cimahi yang berperan mendorong lahirnya keberperanan cendekia di lingkungan sekitar. Tidak hanya berhenti pada lingkup pengurus RT dan RW, jejaring ini perlu melibatkan cendekia setempat dari unsur pendidik, tokoh masyarakat, pemuda, komunitas, dan seluruh potensi sosial yang ada.
Ke depan, rintisan kolaborasi yang telah berjalan tidak boleh berhenti sebagai program sementara, tetapi harus ditingkatkan menjadi kebijakan bersama. Hanya dengan cara itulah keberlanjutan dan daya ungkit dari setiap inisiatif dapat terjamin. Sejalan dengan filosofi Sunda sareundeuk saigel, sabobot sapihanean, segala persoalan besar akan terasa ringan apabila dihadapi dengan kebersamaan, kolaborasi, dan semangat saling menopang.
Filosofi ini memberi arah bahwa tata kelola pembangunan harus berlandaskan pada kemitraan, penghormatan, dan tujuan bersama. Jika semua unsur mau dan mampu menghadirkan kolaborasi sejati, maka tantangan yang tampak sulit akan berubah menjadi peluang.
Kampung Cendekia pun dapat tumbuh sebagai wujud nyata nilai-nilai spiritual, pendidikan dan kearifan lokal yang dipadukan dengan pendekatan modern, menjadi penopang Cimahi sebagai kota peradaban dalam mewujudkan pembangunan integratif, berkelanjutan, dan berbasis pada kekuatan kolektif masyarakat.
ICMI Orda Cimahi menyadari sepenuhnya bahwa peran yang dijalankan selama ini belum optimal. Namun, setiap langkah kecil yang telah ditorehkan adalah fondasi awal. Dari puluhan langkah yang sudah dilakukan, untuk seribu langkah ke depan masih terbuka untuk dilanjutkan, diperluas, dan diperkuat. Semua itu ditujukan demi terwujudnya kemaslahatan masyarakat, bangsa, dan negara.
Dengan kesadaran ini, ICMI Orda Cimahi menegaskan komitmennya untuk terus berkontribusi, memperkuat sinergi, serta menjadi motor penggerak lahirnya gerakan kolaboratif. Ke depan, setiap program bukan hanya sekadar aktivitas seremonial atau proyek jangka pendek, melainkan bagian dari ikhtiar panjang membangun peradaban yang lebih cendekia, berdaya saing, dan berkeadaban.
ICMI Orda Cimahi hakekatnya adalah kita semua, insan yang berpikir melampaui dirinya, yang menjadikan ilmu bukan sekadar cahaya bagi pribadi, tetapi pelita bagi masyarakat, bangsa, dan negara. Di sanalah kecendekiaan menemukan maknanya: ketika akal, nurani, dan pengabdian berpadu menjadi ikhtiar suci, menyalakan harapan, menumbuhkan kemaslahatan, dan meninggalkan jejak peradaban yang abadi. Semoga !
Dr. Eki Baihaki, M.Si,
Dosen Pascasarjana UNPAS, Sekretaris ICMI orda Cimahi