Kamis, September 25, 2025
kampungcendekia.id
Advertisement
  • Beranda
  • Kabar
  • Pustaka
  • Video
  • Artikel
    • Magrib Mengaji
    • Peduli Lingkungan
    • Kerukunan Beragama
    • Kesehatan Holistik
    • Bersih Narkoba
    • Pembauran Kebangsaan
    • Pemberdayaan UMKM
  • Pojok Literasi
  • Info
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
  • Pustaka
  • Video
  • Artikel
    • Magrib Mengaji
    • Peduli Lingkungan
    • Kerukunan Beragama
    • Kesehatan Holistik
    • Bersih Narkoba
    • Pembauran Kebangsaan
    • Pemberdayaan UMKM
  • Pojok Literasi
  • Info
No Result
View All Result
kampungcendekia.id
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
  • Pustaka
  • Video
  • Artikel
  • Pojok Literasi
  • Info
Home Artikel Pojok Literasi

Senja yang Tak Pernah Padam, Tetap Menyala

Kampung Cendekia by Kampung Cendekia
September 19, 2025
in Pojok Literasi
0 0
Senja yang Tak Pernah Padam, Tetap Menyala
23
VIEWS

Senja kehidupan sejatinya bukan penutup, melainkan cahaya temaram yang tetap menghangatkan. Usia hanyalah angka, sementara jiwa tetaplah sumber semangat yang akan tetap menyala.

Ucapan  Djamari Chaniago saat diangkat menjadi Menko Polkam,  “Umur saya  77 tahun, dan saya ingin menggunakan sisa umur yang Allah titipkan untuk mengabdi kepada bangsa dan negara.” mengulang amanat Presiden Prabowo, pesan sederhana, namun sarat makna : bahwa pengabdian tidak mengenal batas usia.

Ceu Popong tokoh Jawa Barat dengan senyum khasnya menuturkan, “Jangan panggil saya nenek atau ibu, cukup sebut Ceu Popong. Usia saya baru 87 tahun”  memberi pesan semangat untuk berkarya. Di balik ucapannya, tersimpan hikmah: kemuliaan bukan terletak pada bilangan umur, melainkan pada kebermanfaatan yang ditorehkan.

Sejarah telah mencatat pemimpin besar dunia kerap tetap tegak di usia senja. Saat ini Presiden-presiden negara besar, seperti Amerika, Turki, India hingga Indonesia, telah melewati usia 70 tahun. Mahathir Mohamad menembus usia 100 tahun dan tetap hadir menyumbangkan pikiran. Usia tidak memenjarakan, justru menghadirkan kedewasaan dan kebijaksanaan.

Buya Syafii Maarif hingga ahir hayatnya di usia 87 tetap menulis untuk menasihati bangsa. Begitu pula Prof. Emil Salim, saat ini usia 95 tidak lelah menyuarakan kepedulian lingkungan. Dan seniman WS Rendra, hingga napas terakhir, terus menyalakan api sastra. Dari mereka kita belajar, usia lanjut justru memperkaya makna karya dan ketulusan.

Nelson Mandela menutup hidupnya pada usia 95 tahun, meninggalkan jejak kebaikan yang dikenang dunia. Ia mengajarkan bahwa keberanian diri, pengampunan, dan keteguhan hati dapat mengalahkan kebencian dan penindasan yang terstruktur di Afrika Selatan.

Pesan inspiratif Nelson Mandela  “Yang terpenting dalam hidup bukanlah sekadar fakta bahwa kita telah hidup. Melainkan, seberapa besar perbedaan yang telah kita buat bagi kehidupan orang lain yang menentukan makna hidup yang kita jalani.”. Karena pada akhirnya, yang abadi bukanlah bilangan tahun, melainkan jejak kebaikan yang ditinggalkan.

Baca Juga  Paguyuban Pasundan Penggerak Jatidiri Peradaban Sunda

Mahatma Gandhi pernah berkata, “Hidup yang tidak digunakan untuk melayani sesama, adalah hidup yang sia-sia.” Di usia senja, kita justru menemukan bahwa kebahagiaan sejati tidak lagi diukur oleh seberapa banyak yang kita kumpulkan, melainkan seberapa dalam arti yang kita tinggalkan yang membuat orang lain bergembira.

Al-Qur’an mengingatkan dalam surah An-Nahl ayat 97: ““Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, Maka Sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik, dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan”.

Rasulullah SAW pun bersabda, “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya” (HR. Ahmad). Inilah pesan langit: bahwa semakin panjang usia, semakin luas pula ladang amal yang bisa ditabur, bukan sekedar hitungan panjang waktu tanpa manfaat.

Dalam konteks inilah, urgensi Sekolah Lansia di Kampung Cendekia inisiatif dan program kolaboratif bersama, insyaallah akan dimulai di bulan oktober 2025 menemukan pijakannya. Lansia tidak lagi dipandang sebagai beban, melainkan sumber hikmah dan energi sosial yang akan memperkokoh jiwa bangsa.

Sekolah Lansia diinisiasi bukan sekadar ruang belajar, melainkan wahana kebersamaan: tempat memperdalam spiritualitas, menjaga kesehatan jiwa dan raga, mempererat silaturahmi, sekaligus menyalurkan pengalaman hidup kepada generasi selanjutnya yang dijalani dengan kebahagiaan lahir batin.

Usia senja bukanlah akhir perjalanan, melainkan puncak kebijaksanaan. Rambut memutih dan langkah melambat hanyalah tanda waktu, bukan alasan untuk berhenti menyala. Seperti matahari yang tetap indah menjelang tenggelam, jiwa manusia di penghujung usia justru bisa memancarkan cahaya paling hangat: cahaya pengabdian, cinta, ketulusan dan kebijaksanaan yang menuntun generasi berikutnya.

Pada akhirnya, yang abadi bukan bilangan tahun, melainkan jejak kebaikan yang kita tinggalkan. Dengan cara itu, usia senja tetap usia  yang bahagia dan berdampak positif, di mana hidup tak sekadar dihitung, melainkan dirasakan, disyukuri, dinikmati dan diwariskan sebagai cahaya yang tetap menyala.  Semoga

Baca Juga  Forum Taman Baca Cimahi : Menyalakan Literasi, Menyemai Peradaban

Dr. Eki Baihaki, M.Si.
Dosen Pascasarjana UNPAS, Inisiator Sekolah Lansia Cendekia Cimahi

Kampung Cendekia

Kampung Cendekia

Artikel Terkait

Paguyuban Pasundan Penggerak Jatidiri Peradaban Sunda
Pojok Literasi

Paguyuban Pasundan Penggerak Jatidiri Peradaban Sunda

Juli 21, 2025
Kesadaran Diri “Superpower” untuk Cimahi Happy
Pojok Literasi

Kesadaran Diri “Superpower” untuk Cimahi Happy

Juli 18, 2025
Ngopi dan Bincang Literasi: “Tumpukan Terakhir, Suara dari Leuwigajah”
Pojok Literasi

Ngopi dan Bincang Literasi: “Tumpukan Terakhir, Suara dari Leuwigajah”

Juli 18, 2025
Forum Taman Baca Cimahi : Menyalakan Literasi, Menyemai Peradaban
Pojok Literasi

Forum Taman Baca Cimahi : Menyalakan Literasi, Menyemai Peradaban

Juli 10, 2025
Next Post
RW 27 Melepas Mahasiswa GISMA  dengan Apresiasi dan Harapan Besar

RW 27 Melepas Mahasiswa GISMA  dengan Apresiasi dan Harapan Besar

ArtikelTerbaru

RW 27 Melepas Mahasiswa GISMA  dengan Apresiasi dan Harapan Besar
Kabar

RW 27 Melepas Mahasiswa GISMA  dengan Apresiasi dan Harapan Besar

by Kampung Cendekia
September 23, 2025
Senja yang Tak Pernah Padam, Tetap Menyala
Pojok Literasi

Senja yang Tak Pernah Padam, Tetap Menyala

by Kampung Cendekia
September 19, 2025
Meneladani Nabi, Merajut Kolaborasi untuk Kebaikan Negeri
Magrib Mengaji

Meneladani Nabi, Merajut Kolaborasi untuk Kebaikan Negeri

by Kampung Cendekia
September 9, 2025

Media online yang menyajikan berbagai konten dalam rangka turut mewujudkan pembangunan masyarakat cerdas, religius, sehat dan peduli lingkungan sebagai landasan penting dalam mewujudkan kehidupan sosial yang harmonis dan berdaya saing tinggi

  • Tentang Kami
  • Kontak

© 2025 Kampung Cendekia

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
  • Pustaka
  • Video
  • Artikel
    • Magrib Mengaji
    • Peduli Lingkungan
    • Kerukunan Beragama
    • Kesehatan Holistik
    • Bersih Narkoba
    • Pembauran Kebangsaan
    • Pemberdayaan UMKM
  • Pojok Literasi
  • Info

© 2025 Kampung Cendekia

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In