Rabu, Agustus 13, 2025
kampungcendekia.id
Advertisement
  • Beranda
  • Kabar
  • Pustaka
  • Video
  • Artikel
    • Magrib Mengaji
    • Peduli Lingkungan
    • Kerukunan Beragama
    • Kesehatan Holistik
    • Bersih Narkoba
    • Pembauran Kebangsaan
    • Pemberdayaan UMKM
  • Pojok Literasi
  • Info
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
  • Pustaka
  • Video
  • Artikel
    • Magrib Mengaji
    • Peduli Lingkungan
    • Kerukunan Beragama
    • Kesehatan Holistik
    • Bersih Narkoba
    • Pembauran Kebangsaan
    • Pemberdayaan UMKM
  • Pojok Literasi
  • Info
No Result
View All Result
kampungcendekia.id
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
  • Pustaka
  • Video
  • Artikel
  • Pojok Literasi
  • Info
Home Artikel Pembauran Kebangsaan

Merawat Jatidiri Bangsa, Hadirkan Cimahi Kota Peradaban

Kampung Cendekia by Kampung Cendekia
Agustus 12, 2025
in Pembauran Kebangsaan
0 0
Merawat Jatidiri Bangsa, Hadirkan Cimahi Kota Peradaban
29
VIEWS

Semangat kebangsaan terus digelorakan di lingkungan warga Puri Cipageran Indah (PCI) Cimahi. Sejak tahun 2019, Forum Warga PCI (FPCI) organisasi kemasyarakatan yang secara konsisten menyelenggarakan Upacara 17 Agustus sebagai bentuk penghormatan terhadap jasa para pahlawan  dan memperkokoh soliditas dan jadiri kebangsaan.

Kegiatan rutin agustusan diikuti oleh jajaran pengurus FPCI, pengurus RW, para pedagang, tokoh masyarakat Puri Cipageran Cimahi, pengunjung Smart Garden, akademisi, mahasiswa, dan pelajar. Keberagaman peserta menunjukan  cerminan soliditas persatuan yang erat di tengah masyarakat.

Forum Warga Puri Cipageran (FPCI 1) juga mengadakan “Dialog Kebangsaan” sebagai wadah refleksi dan diskusi konstruktif tentang arah bangsa. Kegiatan ini sekaligus dimanfaatkan untuk produksi konten digital bekerja sama dengan TV Harmoni, agar pesan kebangsaan dapat menjangkau audiens yang lebih luas melalui media daring.

Sejarah menunjukkan bahwa peradaban besar tumbuh dari bangsa yang mampu menjaga jatidirinya. Ibnu Khaldun dalam Muqaddimah menegaskan, “Peradaban lahir dari kesatuan nilai dan solidaritas sosial (ʿasabiyyah).” Jatidiri bangsa menjadi fondasi yang mengikat masyarakat, memandu arah kemajuan, dan melindungi dari kehancuran peradaban bangsa.

Indonesia memiliki warisan jatidiri yang kaya: Pancasila sebagai kompas moral, kearifan lokal yang memayungi keragaman, dan sejarah perjuangan yang menanamkan nilai pengorbanan. Namun, di era disrupsi digital, ujian bagi jatidiri semakin kompleks. Budaya instan, derasnya arus informasi, dan penetrasi nilai asing yang mengikis budaya luhur bangsa.

HUT RI ke-80 bukan sekadar peringatan historis, tetapi momentum strategis untuk meneguhkan kembali jati diri bangsa. Tema tahun ini, “Bersatu Berdaulat, Rakyat Sejahtera, Indonesia Maju”, adalah visi besar yang hanya dapat terwujud bila kita memelihara akar identitas nasional di tengah derasnya arus perubahan global.

Jati diri bangsa adalah cermin nilai, karakter, dan semangat yang menjadikan  Indonesia tetap eksis dan kokoh menghadapi tantangan zaman. Pancasila menjadi kompas moral, Bhinneka Tunggal Ika menjadi perekat keberagaman, dan sejarah perjuangan menjadi sumber inspirasi.

Di usia 80 tahun kemerdekaan, tantangan kita tidak lagi penjajahan fisik, melainkan penjajahan nilai: disrupsi teknologi yang memengaruhi pola pikir, polarisasi politik yang menggerus persatuan, dan penetrasi budaya global yang dapat mengikis identitas. Ibnu Khaldun mengingatkan, “Peradaban hancur ketika masyarakat kehilangan solidaritas dan pegangan nilai.”

Visi Bersatu Berdaulat berarti memperkokoh persatuan sebagai kekuatan strategis, sekaligus memastikan kedaulatan politik, ekonomi, dan budaya. Rakyat Sejahtera menuntut pemerataan pembangunan yang berkeadilan, sementara Indonesia Maju memerlukan lompatan inovasi dan penguasaan teknologi, tanpa melepaskan akar budaya dan moralitas.

Delapan puluh tahun perjalanan bangsa bukanlah usia yang muda, tetapi juga belum terlalu tua untuk berhenti belajar. Kita telah melewati masa perjuangan kemerdekaan, pembangunan, reformasi, hingga era digital. Semua ini menjadi mozaik sejarah yang membentuk jatidiri Indonesia.

Namun, setiap momentum besar menuntut kita untuk bercermin: apakah kemajuan yang kita raih masih berpijak pada nilai-nilai luhur? Apakah persatuan yang diperjuangkan para pendiri bangsa tetap menjadi ruh dalam kehidupan bernegara?

Merawat jatidiri adalah kerja bersama. Pemerintah, lembaga pendidikan, tokoh agama, media, dan keluarga harus menjadi garda terdepan. Di ruang publik, narasi positif tentang bangsa harus dibangun, bukan hanya kritik destruktif. Di ruang digital, kita harus menjadi produsen konten yang mencerahkan.

Cimahi Kota Peradaban

Kota Cimahi tidak hanya sekadar entitas administratif. Ia memiliki potensi menjadi simpul peradaban yang memadukan spiritualitas, pendidikan, dan kearifan lokal. Dalam sejarahnya, Cimahi dikenal sebagai kota militer dan ruang strategis pertemuan budaya. Kini, dengan visi yang tepat, Cimahi dapat bertransformasi menjadi kota peradaban yang modern namun berakar kuat pada nilai luhur.

Peradaban bukan hanya tentang gedung tinggi atau jalan lebar, tetapi kemajuan yang dibangun di atas landasan nilai. Ibnu Khaldun menyebut peradaban lahir dari kesatuan nilai, solidaritas sosial, dan tata kelola yang adil. Bagi Cimahi, modal itu sudah ada: budaya gotong royong, keberagaman yang rukun, serta posisi geografis strategis di jantung Jawa Barat.

Bung Karno berkata, “Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa pahlawannya.” Cimahi, yang memiliki sejarah militer dan perjuangan, bisa memelihara memori kolektif itu sebagai bagian dari identitas kota. Peradaban tumbuh ketika sejarah dijadikan pijakan, bukan sekadar kenangan.

Dengan strategi kolaboratif antara pemerintah, akademisi, komunitas, dan pelaku usaha, Cimahi dapat menjadi contoh kota yang tidak hanya modern, tapi juga berperadaban. Kota yang memadukan kemajuan teknologi dengan kearifan lokal, sehingga warganya merasa bangga, bahagia, dan sejahtera.

Merawat jatidiri berarti menanamkan kembali nilai agama, budaya, dan etika sosial ke dalam setiap sendi kehidupan—dari keluarga, pendidikan, hingga kebijakan publik. Membangun masa depan berarti menguasai ilmu pengetahuan, inovasi, dan teknologi, namun tetap berpijak pada akar budaya sendiri.

Momentum 80 tahun Indonesia adalah kesempatan emas untuk menegaskan kembali arah perjalanan bangsa. Jika akar kita kuat, pohon kemajuan akan menjulang. Jika jatidiri terawat, masa depan akan bermartabat.

Dalam momentum peringatan 80 tahun Indonesia Merdeka, Kampung Cendekia berkolaborasi dengan TV Harmoni, Jatidiri.app  dan Smart Library Garden akan menggelar Dialog Kebangsaan bertema : “Merawat Jatidiri Bangsa, Hadirkan Cimahi Kota Peradaban”, bertempat di Studio TV Harmoni di Smart Garden Cimahi.

Kegiatan ini akan direkam dan diproduksi menjadi konten digital, sehingga pesan kebangsaan dapat menjangkau generasi muda dan masyarakat yang lebih luas. durasi setiap narsum 3 s/d 5 menit, untuk menjadi konten digital Literasi Kebangsaan.

Akan mengundang tokoh-tokoh kebangsaan , di antaranya Wali Kota Cimahi, Ketua DPRD Cimahi, Rektor IKIP Siliwangi, Rektor UNJANI, Ketua STIKES Budi Luhur, Dandim 0609, Kapolres Cimahi, Kabankesbangpol Cimahi, Ketua Forum Pembauran Kebangsaan (FPK), Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), Ketua Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) Cimahi.

 Juga akan mengundang tokoh kebangsaan dan tokoh ICMI  : Ceu Popong (Ketua FPK Jabar), Prof Dr. H. Heris Hendriana, M.Pd., Brigjen (Purn) Arief Budiarto, DESS., Mochamad Ronny, S.I.P., M.T., Dr. Pitoyo, SS. M.Hum., H. Mulyana, SH.,M.Pd.,MH.Kes dan  Dr. dr. Pandith Aribowo, MM, Dr. Een Taryana, ST.,MT.,IPM

 Dialog kebangsaan diharapkan menjadi ruang bertemunya gagasan dan komitmen bersama untuk memperkuat identitas bangsa di tengah derasnya arus globalisasi. Tema Cimahi Kota Peradaban menjadi penegasan bahwa pembangunan kota tidak hanya diukur dari fisik dan infrastruktur, tetapi juga dari kualitas sumber daya manusia, nilai moral, kerukunan sosial dan sinergi membangun negri.

Penulis : Dr. Eki Baihaki, M.Si,
Wisesa Utama Dewan Ketahanan Nasional, Pakar Jatidiri.app, Dosen Pascasarjana UNPAS dan Ketua Forum Puri Cipageran Indah Cimahi.

Kampung Cendekia

Kampung Cendekia

Artikel Terkait

No Content Available

ArtikelTerbaru

Merawat Jatidiri Bangsa, Hadirkan Cimahi Kota Peradaban
Pembauran Kebangsaan

Merawat Jatidiri Bangsa, Hadirkan Cimahi Kota Peradaban

by Kampung Cendekia
Agustus 12, 2025
Program Maghrib Mengaji : Menanamkan Karakter dan Merawat Peradaban Kota Cimahi
Magrib Mengaji

Program Maghrib Mengaji : Menanamkan Karakter dan Merawat Peradaban Kota Cimahi

by Kampung Cendekia
Juli 31, 2025
Model Open Government dan Kampung Cendekia untuk Mendukung Suksesnya “Cimahi Zero TPA”
Peduli Lingkungan

Model Open Government dan Kampung Cendekia untuk Mendukung Suksesnya “Cimahi Zero TPA”

by Kampung Cendekia
Juli 26, 2025

Media online yang menyajikan berbagai konten dalam rangka turut mewujudkan pembangunan masyarakat cerdas, religius, sehat dan peduli lingkungan sebagai landasan penting dalam mewujudkan kehidupan sosial yang harmonis dan berdaya saing tinggi

  • Tentang Kami
  • Kontak

© 2025 Kampung Cendekia

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
  • Pustaka
  • Video
  • Artikel
    • Magrib Mengaji
    • Peduli Lingkungan
    • Kerukunan Beragama
    • Kesehatan Holistik
    • Bersih Narkoba
    • Pembauran Kebangsaan
    • Pemberdayaan UMKM
  • Pojok Literasi
  • Info

© 2025 Kampung Cendekia

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In